Dunia Pendidikan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah menghapus kelas "istimewa" di semua rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) tingkat SMP.
Penghapusan kelas untuk anak-anak berbakat khusus itu dituangkan dalam surat Dirjen Mandikasmen Nomor: 0015/C3/KP/2010 tanggal 6 Januari 2010 dan belaku mulai tahun ajaran 2010--2011. Surat itu diteken Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Didik Suhardi atas nama Dirjen Mandikdasmen. Dalam poin H disebutkan semua SMP-RSBI tidak diperbolehkan mempunyai kelas akselerasi, unggulan, dan bilingual (non-RSBI).
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Lampung Maedasuri menjelaskan kebijakan itu berlaku di seluruh Indonesia. Pertimbangannyya, karena ada indikasi pemaksaan dari orang tua agar anaknya masuk kelas akselerasi. Akibatnya, banyak siswa yang stres dan secara mental mereka tidak siap mengikuti proses pembelajaran. Siswa kemudian menjadi anak pemberontak dan merasa menjadi anak paling pandai. "Karena itulah kelas ini dihapus," kata dia.
Ketua Dewan Pendidikan Lampung Sutopo Ghani Nugroho menyambut baik kebijakan tersebut. Sutopo berpendapat tidak boleh lagi ada konsep kelas unggulan dan akselerasi dalam sekolah RSBI. "Jika sudah berstatus RSBI berarti semua kelas dan rombongan belajar adalah kelas unggulan," kata dia.
Sementara itu, akademisi Unila Heryanti mengatakan kelas akselerasi, unggulan, dan bilingual dapat dilakukan sekolah mana pun, tak hanya RSBI. Mengenai anggapan kelas khusus memberatkan anak, ia mengatakan hal itu hanya persepsi yang tidak diiringi pembuktian berdasarkan penelitian.
Secara terpisah, Hakim, yang anaknya bersekolah di RSBI, menyayangkan kebijakan tersebut. "Kalau anak-anak genius tidak diakomodasi, banyak kasus pindah sekolah tetapi kelasnya dinaikkan," kata dia. UNI/MG14/U-1





Banyak Siswa Tertekan, Kelas 'Istimewa' Dihapus...